Ada yang mengatakan bahwa hidup kita adalah hari ini. Hari kemarin adalah masa lalu yang tidak akan terulang lagi, dan esok adalah masa depan yang masih belum jelas dan belum tentu akan datang di kehidupan kita. Jadi tiada pilihan lain bagi kita selain menjadikan hari ini adalah hari dimana kita akan "action" dan berhasil serta sukses. Aidh Al-Qarni dalam bukunya La Tahzan menyebutkan bahwa, "Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.
Ketika kita hanya merenungi masa lalu dengan segala tetek bengek kejadian di dalamnya, serta berhayal akan keindahan istana-istana yang akan dibangun di masa depan, tentunya kita akan termasuk orang-orang yang merugi karena kehilangan hari dimana pada hari itu kita bisa memperbaiki masa lalu dan membangun pondasi untuk masa depan yang lebih baik. Islam pun telah mengajarkan bahwa kita harus mempergunakan waktu dengan baik karena sejatinya setiap kita adalah orang-orang yang merugi.
Qur'an Surat Al-Ashr...
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ
ٱلرَّحِيمِ
وَٱلْعَصْرِ
Demi
masa.
إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ
Sesungguhnya
manusia itu benar-benar berada dalam kerugian
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟
ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati
supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi
kesabaran.