Setiap
individu memiliki keinginan dan kebutuhan dalam hidupnya yang menuntut untuk
dipenuhi. Terkadang keinginan dan kebutuhan tersebut dalam pemenuhannya harus
melalui berbagai upaya yang tidak mudah, membutuhkan usaha yang keras dan sesuatu
yang dalam bahasa agama disebut “niat” yang kuat.
Berbicara
masalah kebutuhan, berarti sesuatu keadaan internal dalam individu yang
menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Suatu kebutuhan yang tak
terpuaskan menciptakan tegangan yang merangsang dorongan di dalam diri individu
tersebut. Dorongan ini menimbulkan suatu perilaku pencarian untuk menemukan
tujuan-tujuan tertentu yang jika tercapai akan memenuhi kebutuhan itu dan
mendorong ke pengurangan tegangan. Inilah yang disebut motivasi.
Motivasi
merupakan suatu keadaan dalam diri individu yang menyebabkan mereka berperilaku
dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan. Motivasi menerangkan
mengapa orang-orang berperilaku seperti yang mereka lakukan. Motivasi mampu
menjadi pendorong individu melaksanakan suatu kegiatan guna mendapatkan hasil
yang terbaik. Oleh karena itulah tidak heran jika individu yang mempunyai
motivasi tinggi biasanya mempunyai tingkat pemenuhan kebutuhan yang tinggi
pula. Untuk itu motivasi perlu dibangkitkan agar setiap individu dapat
menghasilkan sesuatu yang baik dan mampu memenuhi kebutuhannya.
Motivasi
sangat tepat sekali apabila diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan, karena
karyawan yang memiliki motivasi yang kuat akan mampu menunjukkan produktivitas
yang tinggi. Motivasi mampu menjadi pendorong seseorang untuk selalu
berprestasi dalam pekerjaannya.
A.
KAJIAN
TEORI
1.
Pengertian
Menurut Hasibuan (2003), motivasi berasal dari kata dasar “movere”, yang mempunyai arti suatu dorongan,
perangsang, keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Motivasi
adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang
agar mereka mau bekerjasama dengan efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan.
Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah dorongan
yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan
suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau sekelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena
ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan atas
perbuatannya.
Supardi dan Anwar (2004:47) mengatakan motivasi adalah keadaan dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada sescorang akan mewujudkan suatu
perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan.
Jadi, motivasi bukanlah yang dapat diamati tetapi adalah hal yang dapat
disimpulkan adanya karena sesuatu perilaku yang tampak. Motivasi penting karena
dengan motivasi ini diharapkan setiap individu mau bekerja keras dan antusias
untuk mencapai produktivitas yang tinggi terutama dalam hal pekerjaan.
Stephen P. Robbins (2001) dalam bukunya Perilaku Organisasi, mengatakan
bahwa motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke
arah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk
memenuhi sesuatu kebutuhan individu.
Kebutuhan terjadi apabila tidak ada keseimbangan antara apa yang
dimiliki dan apa yang diharapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang
berorientasi pada pemenuhan harapan dan pencapaian tujuan. Dan tujuan adalah
sasaran atau hal yang ingin dicapai oleh seseorang individu.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
semangat atau dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu
guna mencapai suatu tujuan.
Diterjemahkan secara
bebas, Motivasi adalah sekelompok pendorong yang mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
·
berasal baik dari dalam maupun dari
luar individu;
·
dapat menimbulkan perilaku bekerja;
·
dan juga dapat menentukan bentuk,
tujuan, intensitas, dan lamanya perilaku bekerja tadi.
2.
Teori
Motivasi
Terdapat banyak teori yang membahas tentang motivasi, namun dalam makalah
ini diambil beberapa teori yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Teori Hirarki Kebutuhan
Teori Hirarki Kebutuhan dikembangkan oleh Abraham
Maslow, yang menghipotesiskan bahwa di dalam semua manusia ada suatu jenjang
kelima kebutuhan yaitu :
1) Kebutuhan
Fisiologis
Kebutuhan
fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan
kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan, minum, perumahan, oksigen, tidur dan
sebagainya.
2) Kebutuhan
Rasa Aman
Apabila
kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua
yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan
akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan
pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
3) Kebutuhan
Sosial
Jika
kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan
muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana
interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan
dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik,
rekreasi bersama dan sebagainya.
4) Kebutuhan
Penghargaan
Kebutuhan
ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang,
pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja
seseorang.
5) Kebutuhan
Aktualisasi diri
Aktualisasi
diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi
diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari
seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang
dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan
potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang
yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas
yang menantang kemampuan dan keahliannya.
Teori Hirarki Kebutuhan oleh Maslow menjelaskan
bahwa orang memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum
mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri).
Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi
memberi motivasi.
b. Teori Kebutuhan oleh Mc. Clelland
Konsep penting lain dari teori motivasi yang
didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri manusia adalah motivasi prestasi
menurut Mc. Clelland. Seseorang dianggap mempunyai motivasi apabila dia
mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain. Mc. Clelland menjelaskan
terdapat 3 (tiga) kebutuhan, yaitu :
1) Kebutuhan
akan prestasi yaitu dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan
seperangkat standar, bergulat untuk sekses.
2) Kebutuhan
afiliasi yaitu hasrat untuk hubungan antarpribadi yang ramah dan karib. Dengan
kata lain kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.
3) Kebutuhan
kekuasaan yaitu kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai
pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan
ia mencoba menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang
lain terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.
c. Teori X dan Y dari Mc. Gregor
Teori motivasi dikembangkan oleh Douglas Mc. Gregor
yang mengemukakan dua pandangan yang jelas berbeda mengenai perilaku manusia Ia
telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku manusia. Kedua teori
tersebut disebut teori X dan Y.
Teori X merupakan pengandaian bahwa
karyawan-karyawan tidak menyukai kerja, malas, tidak mengukai tanggung jawab,
dan harus dipaksa agar berprestasi. Sedangkan teori Y merupakan pengandaian
bahwa karyawan menyukai kerja, kreatif, berusaha bertanggung jawab dan dapat
menjalankan pengarahan diri.
d. Teori Motivasi dari Herzberg
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg ini menyatakan
bahwa hubungan seorang individu pada kerjanya merupakan suatu hubungan dasar
dan bahwa sikapnya terhadap kerja ini dapat sangat menentukan sukses atau
kegagalan individu itu. Teori ini sering disebut dengan M–H atau teori dua
faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja.
Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua
kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”.
Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja
adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab.
Kelompok faktor kedua adalah ”iklim baik”
dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja justru sebagai sumber
ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi kerja, hubungan antar pribadi,
teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi ketidakpuasan
kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja. Faktor ”iklim baik”
tidak akan menimbulkan motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini akan menjadikan
tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.
e. Teori ERG Aldefer
Teori Aldelfer merupakan teori motivasi yang
mengatakan bahwa individu mempunyai kebutuhan tiga hirarki yaitu : eksistensi
(E), keterkaitan (Relatedness) (R), dan pertumbuhan (Growth) (G).
Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai tambahan
terhadap proses kemajuan pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu,
jika seseorang terus-menerus terhambat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan
menyebabkan individu tersebut mengarahkan pada upaya pengurangan karena
menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih rendah.
Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan
sarana yang penting bagi manajer tentang perilaku. Teori ERG Aldefer
mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna
memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan.
f. Teori Keadilan
Seseorang yang bekerja di sebuah organisasi akan
berharap bahwa organisasi tersebut akan memperlakukan mereka dengan adil. Judhitia
(2010) mengatakan sudut pandang mengenai keadilan yang dapat digunakan adalah bahwa
menurut Equity Theory, seorang karyawan
menganggap partisipasi mereka di tempat kerja sebagai proses barter, di mana
mereka memberikan kontribusi seperti keahlian dan kerja keras mereka, dan
sebagai gantinya mereka mengharapkan hasil kerja baik berupa gaji ataupun
pengakuan. Di sini, penekanannya adalah pada persepsi mengenai keadilan antara
apa yang didapatkan karyawan relatif terhadap apa yang mereka kontribusikan.
Cara lain untuk melihat Keadilan Organisasi adalah
melalui konsep Procedural Justice. Di sini, penekanannya adalah apakah prosedur
yang digunakan untuk membagikan hasil kerja pada para karyawan cukup adil atau
tidak.
g. Teori Harapan
Orang termotivasi untuk melakukan perilaku tertentu
berdasarkan tiga persepsi :
1. Expectancy : seberapa besar kemungkinan jika mereka melakukan
perilaku tertentu mereka akan mendapatkan hasil kerja yang diharapkan (yaitu
prestasi kerja yang tinggi)
2. Instrumentality : seberapa besar hubungan
antara prestasi kerja dengan hasil kerja yang lebih tinggi (yaitu penghasilan,
baik berupa gaji ataupun hal lain yang diberikan perusahaan seperti asuransi
kesehatan, transportasi, dsb)
3. Valence : seberapa penting si pekerja menilai penghasilan
yang diberikan perusahaan kepadanya
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Malayu SP. 2003. Organisasi
Dan Motivasi. Jakarta: PT Bumi Aksara
Judithia A. Wirawan, artikel Motivasi
dalam Konteks Psikologi Organisasi. Diakses : 30 September 2010, http://rumahbelajarpsikologi.com.
Robbins, S.P. 2001. Perilaku
Organisasi. Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jilid 1. Edisi Ke-8. Alih Bahasa
: Hadyana Pujaatmaka & Benyamin Molan. Jakarta : PT. Prehallindo.
Supardi dan Anwar, S. 2004. Dasar-dasar
Perilaku Organisasi. Yogjakarta: UII Press